Aqiqah adalah Menyembelih Hewan Ternak
Aqiqah tangerang – Aqiqah merupakan proses menyembelih hewan ternak selaku bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas lahirnya seseorang anak. Kelahiran si buah hati pastinya ialah momen yang sangat ditunggu- tunggu oleh tiap orang tua. Selaku wujud rasa syukur orang tua atas kelahiran anaknya dilakukanlah aqiqah.
Kata aqiqah mempunyai 2 penafsiran. Arti awal merupakan memotong rambut balita yang baru lahir. Sedangkan arti kedua memotong ataupun melaksanakan penyembelihan hewan. Aqiqah dicoba dengan metode menyembelih fauna ternak kemudian dibagikan kepada saudara serta orang sebelah.
Kata aqiqah mempunyai 2 penafsiran. Arti awal merupakan memotong rambut balita yang baru lahir. Sedangkan arti kedua memotong ataupun melaksanakan penyembelihan hewan. Aqiqah dicoba dengan metode menyembelih fauna ternak kemudian dibagikan kepada saudara serta orang sebelah.
Bagi sebutan, aqiqah merupakan proses pemotongan hewan ternak pada hari ketujuh sehabis balita dilahirkan. Penyembelihan hewan ternak dikala aqiqah dicoba selaku bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Perihal ini pula dicoba selaku momen buat berbagi kepada sesama serta mempererat tali persaudaraan.
Dari segi bahasa Arab, aqiqah merupakan sebutan yang berasal dari kata angkatan laut(AL) qat’ u yang berarti memotong. Kata ini mempunyai 2 penafsiran. Arti awal aqiqah merupakan memotong rambut balita yang baru lahir. Sedangkan arti ke 2 aqiqah merupakan memotong ataupun melaksanakan penyembelihan hewan.
Aqiqah merupakan proses yang cocok sunnah rasul dicoba dengan metode menyembelih fauna ternak kemudian dibagikan kepada saudara serta orang sebelah. bagi sebutan, aqiqah merupakan proses pemotongan hewan ternak pada hari ke 7 sehabis balita dilahirkan. Penyembelihan hewan ternak dikala aqiqah dicoba selaku bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Hukum aqiqah anak merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, serta Ibnu Majah.
Yang artinya:“ Tiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke 7, dicukur( rambutnya), serta diberi nama.”( HR. Tirmidzi nomor. 2735, Abu Dawud nomor. 2527, Ibnu Majah nomor. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al- Albani dalam kitab al- Irwa nomor. 1165).
Tergadaikan di kalimat tersebut, di antara komentar para ulama merupakan anak yang tidak diaqiqahkan kemudian wafat dunia, hingga anak itu tidak hendak berikan syafaat untuk kedua orang tuanya.
Hukum aqiqah anak merupakan sunnah muakkad bagi jumhur ulama. Sebaliknya tata metode aqiqah telah dipaparkan oleh para ulama dengan bersumber pada pada hadis Rasulullah SAW di atas.